Assalamualaikum ww
Hai :3 Ohayo~ *fat, ini malem* oh maaf, gute nacht :D.
Alhamdulillah hari ini kita masih diberi kesempatan hidup,
dan aku sedang memulai beberapa hal dari awal lagi. Kalian mungkin tidak
melihat, tapi butuh perjuangan mengetik satu per satu tuts keyboard ini hehe
*alay* soalnya keyboardnya alhamdulillah baru yeaay // gaperlu pake on screen
keyboard lagi :3.
Well, enough buat basa-basinya. Alhamdulillah kita masih
diberi kesempatan hidup di dunia sampai tahun 2014 ini. Aku mau cerita tentang
kejadian kemaren. Wait, ini masih hari Sabtu kan? Jadi Jum’at itu kemaren kan?
Oke, jadi kemaren itu aku ke sekolah, dan disana terjadi
banyak perubahan, walaupun perubahan itu belum selesai, tapi ke-keren-an-nya
sudah dapat terlihat jelas kyahaha :3. Sekolah aja berubah, masa kamu enggak!
Setelah ke sekolah aku naik angkot menuju rumah, tapi bukan
ke rumahku. Ke rumah teteh ngajiku. Dan dari sanalah semua ini bermula.. *jreng
jreng
Disana teteh ngajiku bercerita zaman dia SMA, waktu itu dia
menghadap kepala sekolah, meminta izin ingin mengenakan jilbab (bukan kerudung),
awalnya kepala sekolah menolak tapi kemudian mengizinkan. Kemudian beliau
bercerita lagi kasus SMA X (baca: eks, bukan sepuluh :P) yang siswi-siswinya
yang memakai jilbab dipanggil orangtuanya, kemudian ada salah seorang siswi
yang ditampar orangtuanya dihadapan teman-temannya dan orangtuanya mencopot
kerudung siswi tersebut. Astagfiullahaladzim.
Beliau juga bercerita tentang tekanan ketika memakai jilbab,
dari orangtua, tetangga dan teman-teman sebaya. Karena waktu SMP beliau bisa
dibilang pergaulannya bebas. Kemudian tetangga-tetangga mulai bergosip, katanya
beliau menutupi kehamilan jadi pake jilbab. Setelah sembilan bulan ternyata
tidak ada bayi yang lahir, bukannya insyaf tetangga-tetanggnya malah membuat
gosip baru bahwa beliau menggugurkan bayinya. Astagfirullah.
Sepanjang pertemuan dengan beliau, aku cuma bisa ternganga
dalam hati. Hal seperti itu aku memang sudah pernah dengar, tapi aku kira itu
cuma cerpen, cuma cerita, cuma fiksi. Ternyata nyata. Dan kemudian aku berkaca,
bercermin. Aku yang belum berani mengatakan seperti itu ke kepala sekolah. Aku yang
akhirnya menyerah minta izin ke guru olahraga dan memakai celana. Perjuanganku belum
apa-apa. Sangat belum apa-apa.
Ah apalagi jangan bandingkan aku dengan anak-anak di Suriah,
di Palestina. Bahkan berdo’a untuk mereka sehabis sholat saja aku jarang. Hafalan
Qur’anku? Juz 30 saja belong-bentong. Shalat Dhuha sering ditunda, Tahajjud
juga. Puasa Senin-Kamis kalau dibangunkan. Astagfirullah.
Tapi nggak bisa menunggu sempurna untuk menyampaikan suatu
kebaikan. Karena manusia adalah tempatnya salah dan dosa. Tapi, tentu saja
harus selalu ada niat untuk memperbaiki. Iya, hari ini masih awal tahun kan? Belum
terlambat untuk membuat target tahun 2014. Iya, target, bukan harapan :P.
Kata Kang Irfan Amalee, penulis buku Boleh dogn Salah,
manusia memang selalu egois. Setiap target, resolusi awal tahun yang dibuatnya
pasti kebanyakan tentang dirinya sendiri. Padahal, kesuksesan kita saat ini
bisa saja hasil dari do’a seseorang yang diam-diam rela mendo’akan kita. Lalu mengapa
kita tidak menyisipkan satu saja resolusi awal tahun untuk orang lain? Kita nggak
bakal rugi. Aku jamin kita bakalan untung dunia akhirat!
Sst.. aku mau kasih tips nih, yang belum bikin resolusi awal
tahun, kalau mau bikin, buatlah sedetail mungkin, termasuk cara menggaipanya
dan tenggat waktunya, dengan begitu kita akan semakin terarah. Alangkah lebih
baiknya lagi kalau kita buat jadwal harian, sesuaikan dengan target kita. Misalnya
dalam sehari, untuk mencapai target Juara Umum kita sisihkan waktu 5 jam
belajar di rumah. Dalam sehari untuk mencapai target hafal Juz Amma kita
sisihkan waktu 1 jam atau 2 jam. Nah, tentukan juga waktunya, misalnya setelah
sholat Ashar atau ketika di angkot. Catat, kemudian tempel di tempat yang kita
selalu melihatnya, atau boleh di tempat yang kita selalu membawanya.
Yuk, bikin resolusi tahun 2014 yang berguna bagi sesama :D
Yuk berubah bersama-sama, saling mengingatkan bersama-sama
:)
Sekolah aja berubah, masa kamu enggak! :P
0 komentar:
Posting Komentar