The Chronicles of Ghazi vs Alanna: Song of The Lioness

0 komentar

Penampakan kedua buku yang sama-sama berwarna merah
Alanna ditulis oleh seorang penulis yang bernama Tamora Pierce pada tahun 1983, novel ini merupakan novel terjemahan dan sudah diterjemahkan ke dalam 25 bahasa. Novel ini bercerita tentang kerajaan zaman pertengahan -mungkin- karena kurasa ini tidak mungkin terjadi di abad 20, kecuali analisisku salah. Tokoh utamanya adalah Alanna, itu jelas kan? Ya, dia adalah anak perempuan dari seorang bangsawan yang ingin menjadi kesatria. Namun ayahnya -yang tidak peduli kepadanya dan saudara kembarnya, Thom. Dan lebih peduli dengan penelitiannya- menyuruh Alanna pergi ke konvensi untuk menjadi lady, dan menyuruh Thom untuk menjadi kesatria. Tapi baik Alanna maupun Thom tidak menginginkan itu, mereka menginginkan apa yang sebaliknya. Jadi, akhirnya mereka benar-benar bertukar posisi. Dan Alanna menyamar menjadi seorang anak laki-laki. Novel ini menceritakan semua lika-liku yang dilaluinya sampai usia 14 tahun.

Sementara Ghazi bercerita mengenai 'Perseteruan Hidup-Mati Dracula & Muhammad Al-Fatih' yang keduanya tumbuh bersama dan pergi ke jalan yang berbeda ketika sudah dewasa. Novel ini sama seperti Alanna, berseri. Dan baru ada seri satu. Di seri satu ini baru menceritakan Dracula dan Al-Fatih kecil di prolog. Sisanya menceritakan mengenai Sultan Bayazid, leluhur Al-Fatih dan penaklukan-penaklukan kota. Hal menarik dalam novel ini adalah ketika penaklukan kota dan perang. Novel ini bercerita tentang awal mula Perang Salib atau Perang Suci pada awal-awalnya. Maksudku belum mencapai klimaks. Ditulis oleh Sayf Muhammad Isa dan Felix Y Siauw terbitan tahun 2014.

Aku bukan seorang penulis, dan sebagai muslim aku akan membandingkan dengan kepercayaan juga, juga aku akan membandingkan sebagai pecinta tulisan yang bergenre seperti ini.

Aku akan langsung mengatakan lebih menyukai Ghazi, atau Draculesti. Dengan beberapa pertimbangan: Pertama, aku sudah memberitahumu tentang kepercayaan. Alanna bertentangan dengan kepercayaanku, karena ada dewa, sihir dan lainnya. Tapi justru Ghazi akan menambah keimananmu, tentang kegemilangan Islam di masa lalu. Ghazi ini novel fiksi sejarah. Kedua, Alanna ditulis sudah lama sekali. Aku tidak tahu apa ada yang menulis novel bergenre ini dalam satu dekade ini -aku memang tidak mencari tahu, sih- selain Ghazi dan tulisan-tulisan di blognya Om Sayf Muhammad Isa. Ketiga, aku juga tidak tahu apa ada orang Indonesia, orang Islam yang menulis novel bergenre ini selain ini.

Dan hal yang ingin kusampaikan adalah aku bahagia menjadi seorang muslim dan aku bahagia ada banyak muslim yang luar biasa. Aku juga ingin menjadi seperti mereka. Ya, hal yang ingin aku sampaikan adalah banggalah dengan muslimmu, dengan Islammu dan bawalah itu dalam kehidupanmu. Lets be proud of us!

Sekolah aja berubah, masa kamu enggak!

0 komentar
Assalamualaikum ww

Hai :3 Ohayo~ *fat, ini malem* oh maaf, gute nacht :D.
Alhamdulillah hari ini kita masih diberi kesempatan hidup, dan aku sedang memulai beberapa hal dari awal lagi. Kalian mungkin tidak melihat, tapi butuh perjuangan mengetik satu per satu tuts keyboard ini hehe *alay* soalnya keyboardnya alhamdulillah baru yeaay // gaperlu pake on screen keyboard lagi :3.

Well, enough buat basa-basinya. Alhamdulillah kita masih diberi kesempatan hidup di dunia sampai tahun 2014 ini. Aku mau cerita tentang kejadian kemaren. Wait, ini masih hari Sabtu kan? Jadi Jum’at  itu kemaren kan?

Oke, jadi kemaren itu aku ke sekolah, dan disana terjadi banyak perubahan, walaupun perubahan itu belum selesai, tapi ke-keren-an-nya sudah dapat terlihat jelas kyahaha :3. Sekolah aja berubah, masa kamu enggak!

Setelah ke sekolah aku naik angkot menuju rumah, tapi bukan ke rumahku. Ke rumah teteh ngajiku. Dan dari sanalah semua ini bermula.. *jreng jreng

Disana teteh ngajiku bercerita zaman dia SMA, waktu itu dia menghadap kepala sekolah, meminta izin ingin mengenakan jilbab (bukan kerudung), awalnya kepala sekolah menolak tapi kemudian mengizinkan. Kemudian beliau bercerita lagi kasus SMA X (baca: eks, bukan sepuluh :P) yang siswi-siswinya yang memakai jilbab dipanggil orangtuanya, kemudian ada salah seorang siswi yang ditampar orangtuanya dihadapan teman-temannya dan orangtuanya mencopot kerudung siswi tersebut. Astagfiullahaladzim.

Beliau juga bercerita tentang tekanan ketika memakai jilbab, dari orangtua, tetangga dan teman-teman sebaya. Karena waktu SMP beliau bisa dibilang pergaulannya bebas. Kemudian tetangga-tetangga mulai bergosip, katanya beliau menutupi kehamilan jadi pake jilbab. Setelah sembilan bulan ternyata tidak ada bayi yang lahir, bukannya insyaf tetangga-tetanggnya malah membuat gosip baru bahwa beliau menggugurkan bayinya. Astagfirullah.

Sepanjang pertemuan dengan beliau, aku cuma bisa ternganga dalam hati. Hal seperti itu aku memang sudah pernah dengar, tapi aku kira itu cuma cerpen, cuma cerita, cuma fiksi. Ternyata nyata. Dan kemudian aku berkaca, bercermin. Aku yang belum berani mengatakan seperti itu ke kepala sekolah. Aku yang akhirnya menyerah minta izin ke guru olahraga dan memakai celana. Perjuanganku belum apa-apa. Sangat belum apa-apa.

Ah apalagi jangan bandingkan aku dengan anak-anak di Suriah, di Palestina. Bahkan berdo’a untuk mereka sehabis sholat saja aku jarang. Hafalan Qur’anku? Juz 30 saja belong-bentong. Shalat Dhuha sering ditunda, Tahajjud juga. Puasa Senin-Kamis kalau dibangunkan. Astagfirullah.

Tapi nggak bisa menunggu sempurna untuk menyampaikan suatu kebaikan. Karena manusia adalah tempatnya salah dan dosa. Tapi, tentu saja harus selalu ada niat untuk memperbaiki. Iya, hari ini masih awal tahun kan? Belum terlambat untuk membuat target tahun 2014. Iya, target, bukan harapan :P.
Kata Kang Irfan Amalee, penulis buku Boleh dogn Salah, manusia memang selalu egois. Setiap target, resolusi awal tahun yang dibuatnya pasti kebanyakan tentang dirinya sendiri. Padahal, kesuksesan kita saat ini bisa saja hasil dari do’a seseorang yang diam-diam rela mendo’akan kita. Lalu mengapa kita tidak menyisipkan satu saja resolusi awal tahun untuk orang lain? Kita nggak bakal rugi. Aku jamin kita bakalan untung dunia akhirat!

Sst.. aku mau kasih tips nih, yang belum bikin resolusi awal tahun, kalau mau bikin, buatlah sedetail mungkin, termasuk cara menggaipanya dan tenggat waktunya, dengan begitu kita akan semakin terarah. Alangkah lebih baiknya lagi kalau kita buat jadwal harian, sesuaikan dengan target kita. Misalnya dalam sehari, untuk mencapai target Juara Umum kita sisihkan waktu 5 jam belajar di rumah. Dalam sehari untuk mencapai target hafal Juz Amma kita sisihkan waktu 1 jam atau 2 jam. Nah, tentukan juga waktunya, misalnya setelah sholat Ashar atau ketika di angkot. Catat, kemudian tempel di tempat yang kita selalu melihatnya, atau boleh di tempat yang kita selalu membawanya.

Yuk, bikin resolusi tahun 2014 yang berguna bagi sesama :D

Yuk berubah bersama-sama, saling mengingatkan bersama-sama :)

Sekolah aja berubah, masa kamu enggak! :P

aku salah? bicaralah.

0 komentar
aku salah? bicaralah.
kalau kau tak mau bicara, biarlah aku yang bicara.
dengarkan, aku akan bicara.

fakultas kedokteran,
kau tau apa maksudku?
aku berharap memiliki teman diskusi. kau tau sendiri ketua MPK seperti apa.

penanya dasi,
aku kangen.
ada apa dan apa yang mengubahmu sejauh ini?
apa karena si pengguna dasi?
satu hal yang kau tau,
aku menunggumu, di tempat di mana kau terakhir pergi dariku.

pengguna imajinasi, pengagum power of laugh,
aku cuma mau bilang, kembalikan orang itu.

seorang yang menganggapku motivator,
tidakkah kamu tau di buku Habits? motivasi hanya 15-30%.
semangat, gelarmu dalam kontakku belum kuhapus, kalau kau tau.


mat,
tolong bawa aku pergi bersamamu, mau atau tidak kita akan bertemu tanggal 8 nanti. kumohon.

seorang yang kupanggil yang ternyata malah seorang guru yang menyahut,
aku butuh seorang penyokong disini,
aku mau cerita tentang dua insan yang berbeda, yang melakukan hal yang tak seharusnya dilakukan.
tapi ternyata, kaupun sama.
bahkan ketika aku bicara pada penanya dasi, dia bilang itu hal yang wajar. aku sedih. aku ingin pulang. aku ingin pergi. kemanapun asal bisa melihat warna biru yang tercoret warna putih itu,

ibu pemred,
aku mau cerita banyak sekali tentang banyak hal-hal diatas.
saranmu singkat tapi jleb banget,
aku ingin menikmati kembali hari itu,
bersama biru yang tercoret putih dengan kawaii-nya.

dengarkan aku.
aku rindu kalian.
aku butuh kalian.

entah rasa apa yang ada di dada ini.
ini bukan sesak atau menerima, hai pengagum imajinasi.
ini rasa hambar.
mungkin karena terlalu banyak rasa sesak di dalam sini.
bagaimana pengalamanmu, pengagum imajinasi?

kalau kau tak mau dengarkan aku, beritau salahku.
cukup pilih diantara itu.

dan aku mau nangis,
eum.

Bersama *1

0 komentar
Bersama sepinya malam yang menusuk hati, aku masih juga belum mengerti. Satu hal yang kutahu: aku belum mati.